JSMedia – SCP 009 adalah monster es berwarna merah yang belakangan ini menjadi topik viral. Makhluk misterius ini ramai diperbincangkan setelah seorang warganet mengunggah video TikTok tentang penampakannya di Samudera Atlantik. Apakah makhluk tersebut benar-benar ada atau sekadar hoaks yang diciptakan warganet? Daripada penasaran, mari simak informasinya dalam artikel ini.
Mengenal SCP 009 atau Red Ice
Kabarnya, SCP 009 adalah makhluk hasil eksperimen dari SCP Foundation, sebuah lembaga yang menangani benda-benda dan makhluk-makhluk yang memiliki anomali tertentu dan dianggap dapat mengancam normalitas dunia kita. Mengingat bentuk dan warnanya, makhluk hasil eksperimen ini dikenal sebagai monster es berwarna merah atau red ice. Di balik orang-orang yang menganggap makhluk ini nyata, banyak pula yang menyangsikan keberadaan SCP Foundation dan makhluk berwarna merah tersebut.
Dari laman scponecanonproject , diperoleh informasi bahwa red ice adalah sebuah substansi kelas Euclid dengan susunan molekul yang sama seperti air, tetapi sifat fisiknya terbalik dan berwarna merah tua. Substansi ini ditemukan di Alaska, AS, dan mampu mengubah air apa pun yang bersentuhan dengannya berubah menjadi red ice lagi.
Baca juga: Tuan Putri TikTok Viral, Tren Baru Ungkapkan Rasa Untuk Wanita Istimewa
Susunan molekul SCP 009 sama dengan air, terdiri dari atom oksigen dan hydrogen, tetapi sifat fisiknya berubah karena suhu yang ekstrem. Substansi ini berbentuk cair pada suhu antara -100°C dan 0°C, berbentuk gas pada suhu di bawah -100°C, dan berbentuk padat pada suhu di atas 0°C. Dalam jumlah kecil, substansi ini tidak berwarna seperti air biasa. Namun, dalam jumlah yang lebih besar terlihat berwarna merah tua. Saat membeku, pemadatan air yang berubah menjadi es berwarna merah (red ice) berlangsung dengan sendirinya sampai semua uap air menjadi padat atau ada gangguan eksternal yang menghalangi.
Apakah Red Ice Membahayakan?
Efek perubahan bentuk juga berlaku untuk air di dalam organisme apa pun yang terkontaminasi red ice. Panas tubuh organisme akan menyebabkan reaksi tak terkendali sehingga air tersebut berubah ke bentuk padat. Makhluk hidup yang suhu tubuhnya lebih tinggi, seperti mamalia, sangat rentan terhadap efek ini.
Ketika suatu organisme bersentuhan dengan red ice, pertama-tama air di permukaan kulitnya akan berubah menjadi bentuk air lain seperti kabut, uap, kabut atau salju. Lapisan tipis red ice kemudian terbentuk pada kulit organisme tersebut. Proses ini berlangsung antara lima menit dan satu jam, tergantung pada suhu tubuh organisme yang terkontaminasi.
Kontaminasi kemudian menyebar melalui epidermis (kulit ari) dan mulai memengaruhi sel-sel hidup yang terluka akibat proses pembentukan kristal red ice. Ada pendarahan kecil saat luka diisi oleh Kristal. Selama fase ini, organisme yang terkontaminasi dapat tetap sadar hingga beberapa jam. Setelah kontaminasi berkembang lebih parah, korban akan meninggal karena kegagalan banyak organ dan pendarahan melalui kristalisasi sistemik.
Baca juga: Aplikasi Video Indonesia Viral 2022, Nonton Streaming Tanpa Batas
Penampakan Red Ice di Samudera Atlantik
Lantas bagaimana dengan penampakan makhluk misterius di Samudera Atlantik yang viral di video TikTok? Banyak orang yang meragukannya. Konon, jika dilihat dengan saksama, objek tersebut tidak menyerupai es dan tidak berwarna merah. Makhluk tersebut justru lebih mirip dengan SCP 169 atau The Leviathan.
Namun demikian, banyak pula orang yang meragukan keberadaan The Leviathan di bawah laut yang dalam. Untuk melihat penampakannya, Anda bisa melihat sebuah unggahan di YouTube yang tentang makluk tersebut.
Kesimpulan
Penampakan Red Ice maupun The Leviathan di Samudera Atlantik diyakini sebagai hasil editan semata. Belum ada bukti terverifikasi tentang keberadaan kedua makhluk tersebut.
Anggapan tentang keberadaan Red Ice atau SCP 009 adalah hoaks bisa dipahami karena dengan kecanggihan teknologi saat ini, kita sangat mudah mengedit sebuah video. Jadi, jangan buru-buru memercayai sebuah informasi sebelum mengecek kebenarannya.