Sebagai orang tua pastinya khawatir jika sang buah hati mengalami sakit demam. Apalagi jika si anak jatuh sakit dengan frekuensi yang lebih sering. Pastinya akan semakin menambah kekhawatiran kita sebagai orang tua. Nah apa sih penyebab dari anak yang sering mengalami demam? Serta apa yang bisa kita lakukan untuk cepat menurunkan demamnya? Semua itu akan kita bahas dalam artikel berikut ini.
Penyebab Anak Sering Sakit
Anak-anak memang biasanya sering sakit baik berupa demam, batuk, pilek ataupun yang lainnya. Maka dari itu, sebagai orang tua kita harus memahami apa faktor penyebab anak bisa jatuh sakit supaya dapat melakukan pencegahan di kemudian hari.
Demam Sebagai Respons Tubuh
Banyak yang salah mengira bahwa demam adalah penyakit. Padahal faktanya, demam merupakan bentuk respon tubuh terhadap adanya invasi patogen seperti bakteri atau virus. Tubuh meningkatkan suhu untuk menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi patogen, membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Tubuh
Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang, diantaranya sebagai berikut :
- Status Gizi: Anak-anak dengan gizi buruk memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah.
- Lingkungan: Faktor lingkungan, seperti kebersihan, kelembaban, dan paparan polusi udara, dapat mempengaruhi kesehatan anak.
- Perubahan Cuaca: Fluktuasi suhu yang cepat dapat membuat tubuh anak ‘kewalahan’, meningkatkan risiko infeksi.
Faktor yang Menyebabkan Penurunan Sistem Imun
Selain itu, ada juga banyak faktor yang membuat sistem imun tubuh manusia bisa menurun dan sulit untuk melawan infeksi dari bakteri maupun virus, antara lain :
- Penyakit Kronis: Anak-anak dengan penyakit kronis seperti diabetes atau gangguan imun memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah.
- Defisiensi Imun: Kondisi ketidakseimbangan dalam sistem imun dapat meningkatkan rentan anak terhadap infeksi.
1. Kondisi Lingkungan Sekitar
Faktor lingkungan sekitar sekitar juga seringkali menjadi penyebab anak sering sakit. Ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan, diantaranya :
- Kontak dengan Anak Lain: Interaksi dengan anak-anak lain, terutama di lingkungan sekolah atau tempat bermain, dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.
- Kebersihan dan Sanitasi: Kurangnya kebersihan atau sanitasi yang buruk dapat memfasilitasi penyebaran kuman dan infeksi.
2. Perubahan Musim dan Cuaca Ekstrem
Tidak jarang, terjadinya perubahan musim membuat si buah hati lebih rentan terkena penyakit akibat perubahan suhu atau memang sedang banyak musim penyakit.
- Fluktuasi Temperatur: Perubahan cuaca ekstrem, seperti dari panas ke dingin secara cepat, dapat mempengaruhi sistem pertahanan tubuh anak.
- Musim Penyakit: Beberapa penyakit, seperti flu, cenderung lebih umum pada musim tertentu.
3. Usia dan Rentang Rentan
Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dan anak-anak memang memiliki sistem imun yang lebih rentan karena masih berkembang. Sehingga membuat mereka lebih mudah terserang infeksi virus.
- Bayi dan Balita: Sistem kekebalan tubuh bayi dan balita masih berkembang, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi.
- Rentang Anak Usia Sekolah: Kontak sosial yang lebih besar di sekolah dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.
4. Genetika dan Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada juga faktor genetika atau keturunan yang membuat seseorang lebih mudah terkena penyakit tertentu karena ada riwayat dari keluarga lainnya.
- Genetika: Faktor genetika dapat memengaruhi kecenderungan anak terhadap penyakit tertentu.
- Riwayat Kesehatan Keluarga: Keluarga dengan riwayat penyakit tertentu mungkin memiliki anak yang lebih rentan terhadap kondisi serupa.
Perawatan Rumahan yang Efektif
Jika anak kalian mengalami gejala demam, maka bisa segera melakukan beberapa perawatan medis di rumah terlebih dahulu selama gejalanya belum terlalu parah. Ada beberapa bentuk perawatan mudah yang bisa kalian lakukan untuk membantu demam anak segera sembuh, diantaranya :
1. Mengukur Suhu Tubuh
Pertama-tama, langkah penting saat anak yang demam adalah dengan mengukur suhu tubuh secara teratur menggunakan termometer. Hal ini membantu orangtua untuk memonitor sejauh mana demam anak dan kemudian mengambil tindakan berdasarkan suhu yang tercatat. Perlu diingat bahwa batas demam umumnya dianggap saat suhu tubuh mencapai 37,5 derajat Celsius atau lebih.
2. Memberikan Banyak Minum
Pencegahan dehidrasi sangatlah penting dalam perawatan anak yang demam. Memberikan anak banyak minum, seperti air, jus buah, atau kaldu hangat, membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pemberian cairan perlu dilakukan secara rutin untuk menggantikan yang hilang akibat demam dan mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk kondisi.
3. Penggunaan Pakaian yang Tepat
Pemilihan pakaian yang tepat juga memainkan peran penting. Hindari pemakaian pakaian yang terlalu tebal, yang dapat meningkatkan suhu tubuh anak. Sebaliknya, pilih pakaian yang nyaman dan ringan agar panas tubuh dapat keluar dengan baik, membantu regulasi suhu tubuh secara optimal.
4. Pengaturan Suhu Ruangan
Selain pemilihan pakaian, pastikan bahwa ruangan tempat anak beristirahat memiliki suhu yang nyaman. Ruangan yang terlalu panas atau dingin dapat memengaruhi kenyamanan anak. Penggunaan kipas atau AC juga dapat membantu mengatur suhu ruangan agar sesuai dengan kebutuhan anak yang sedang mengalami demam.
5. Kompres Air Hangat
Menggunakan kompres air hangat adalah cara efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak. Kain bersih yang direndam dalam air hangat kemudian ditempatkan di dahi atau tubuh anak dapat membantu meredakan panas dan membuat anak merasa lebih nyaman selama masa demam.
6. Istirahat yang Cukup
Anak yang mengalami demam membutuhkan istirahat yang cukup untuk mendukung proses penyembuhan tubuh. Orangtua perlu memastikan bahwa anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup, memungkinkan tubuh untuk fokus pada pemulihan dan perlawanan terhadap infeksi.
7. Pemberian Obat-obatan
Jika diperlukan, obat penurun demam seperti paracetamol dapat diberikan sesuai dosis yang direkomendasikan oleh dokter. Penting untuk membaca petunjuk penggunaan obat dengan cermat dan berkonsultasi dengan dokter jika ada ketidakpastian atau pertanyaan.
8. Perawatan Tambahan untuk Gejala Tertentu
Jika anak mengalami gejala lain seperti batuk atau pilek, perawatan tambahan seperti pemberian obat-obatan khusus atau penggunaan balsam dan obat semprot hidung mungkin diperlukan untuk membantu meredakan gejala tambahan yang mungkin menyertai demam.
Tanda-tanda Kritis yang Perlu Diwaspadai
Apabila demam yang dialami oleh si buah hati terus berlanjut dan muncul gejala yang lebih serius, maka perlu dilakukan tindakan medis yang lebih lanjut. Sebagai orangtua harus dapat mengenali tanda-tanda kritis yang memerlukan pemeriksaan dan perawatan oleh dokter. Dengan begitu, kita bisa mendeteksi sejak dini serta melakukan pencegahan komplikasi yang serius.
- Demam yang mencapai atau melebihi 40 derajat Celsius perlu menjadi perhatian serius dan memerlukan konsultasi medis segera.
- Jika anak terlihat sangat lemah, tidak bertenaga, dan tidak aktif seperti biasanya, ini bisa menjadi indikasi kondisi yang lebih serius.
- Kulit yang terlihat pucat, terutama pada bibir atau wajah, dapat menunjukkan masalah sirkulasi atau penurunan jumlah darah.
- Anak yang menolak makan atau minum dapat mengalami risiko dehidrasi. Peningkatan risiko kehilangan cairan perlu segera ditangani.
- Tingkat kegelisahan yang berlebihan atau perilaku rewel yang tidak dapat dijelaskan perlu dicermati sebagai mungkin ada ketidaknyamanan atau sakit yang lebih serius.
- Perubahan drastis dalam tingkat kesadaran anak, seperti kebingungan atau kesulitan terbangun, merupakan tanda bahaya yang memerlukan pertolongan medis segera.
- Kesulitan bernapas, napas cepat, atau gejala pernapasan yang tidak normal perlu diwaspadai dan segera ditangani.
- Anak yang mengalami kram berat atau nyeri yang tidak dapat diatasi dengan perawatan rumahan perlu mendapatkan perhatian medis segera.
- Perubahan warna kulit atau munculnya ruam yang menyebar bisa menjadi tanda infeksi serius yang memerlukan pemeriksaan dokter.
- Anak yang mengalami tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, mata cekung, atau sedikit produksi air seni, memerlukan perawatan medis untuk mengganti cairan yang hilang.
Hati-Hati Dengan Obat Alami
Beberapa orang tua biasanya lebih cenderung menggunakan obat-obat alami untuk menyembuhkan anak yag sedang demam. Namun sebaiknya penggunaan obat alami tersebut juga harus dipertimbangkan soal efek sambing yang mungkin ditimbulkan.
1. Iritasi Terhadap Kulit Sensitif
Beberapa orangtua mungkin mencoba minyak bawang sebagai obat alami untuk meredakan gejala demam. Namun, minyak bawang dapat terlalu panas dan beraroma pedas, yang dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama pada anak yang memiliki kulit sensitif. Penggunaan minyak bawang harus dilakukan dengan hati-hati dan diuji terlebih dahulu pada area kecil kulit untuk menghindari potensi efek samping.
2. Efek Samping dan Risiko Luka Bakar
Penggunaan obat-alami seperti minyak bawang dapat berisiko menyebabkan luka bakar pada kulit anak. Sifat panas dan potensi iritasi dari beberapa bahan alami harus diakui, dan jika terjadi reaksi yang merugikan, penggunaan segera dihentikan. Sebelum menggunakan obat-alami, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat.
3. Kemungkinan Alergi atau Reaksi Advers
Bahan-bahan alami juga memiliki potensi untuk menyebabkan alergi atau reaksi advers pada anak. Misalnya, beberapa rempah-rempah atau herbal dapat menjadi alergen potensial, dan penggunaan mereka harus diperhatikan. Orangtua perlu memantau tanda-tanda reaksi alergi seperti gatal-gatal, ruam, atau kesulitan bernapas.
4. Konsultasi dengan Dokter atau Ahli Kesehatan
Sebelum memberikan obat-alami kepada anak, konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan. Mereka dapat memberikan panduan tentang keamanan dan dosis yang sesuai berdasarkan kondisi kesehatan anak dan menghindari potensi interaksi obat dengan obat-alami.
5. Pilihan Alternatif yang Aman
Jika orangtua memilih menggunakan obat-alami, memilih pilihan yang diakui aman seperti teh herbal ringan atau madu dengan dosis yang sesuai mungkin lebih bijaksana. Meskipun demikian, konsultasi dengan dokter tetap dianjurkan untuk memastikan keamanan dan efektivitas.
Kesimpulan
Mengatasi kondisi demam pada anak membutuhkan pemahaman mendalam akan penyebab dan langkah-langkah perawatan yang tepat. Demam bukanlah penyakit, melainkan respons tubuh terhadap invasi patogen. Faktor-faktor seperti status gizi, lingkungan, dan perubahan cuaca dapat mempengaruhi daya tahan tubuh anak, membuat mereka rentan dan sering mengalami demam.
Penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda kritis yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut, seperti demam tinggi, kelemahan berlebihan, atau penurunan kesadaran. Jika terjadi gejala yang lebih serius, sebaiknya segera bawa anak ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan dan pemeriksaan medis oleh dokter.