Sebagian besar dari kita tentu setuju kalau bekerja itu capek dan terkadang bahkan membuat kita malas untuk bekerja. Namun tahukah kalian bahwa ada lho orang-orang yang ‘suka bekerja’ atau bahkan sering disebut ‘gila kerja’. Fenomena tersebut biasanya disebut juga dengan istilah workaholic.
Berbeda dengan orang yang bekerja kerja demi produktivitas, orang dengan workholic cenderung bekerja karena obsesi gilanya dalam sebuah pekerjaan. Dan tentu hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik serta bisa memiliki dampak negatif bagi para pengidapnya. Untuk lebih jelasnya, silahkkan simak pembahasan legnkap berikut ini.
Pengertian Workaholic
Workaholic adalah istilah yang menggambarkan individu yang memiliki kecenderungan atau kebiasaan untuk bekerja secara berlebihan dan obsesif. Mereka cenderung mengutamakan pekerjaan di atas segalanya, bahkan melebihi aspek-aspek penting lainnya dalam kehidupan, seperti waktu bersama keluarga, hobi, dan istirahat. Pekerjaan menjadi fokus utama dalam hidup mereka, bahkan hingga menyebabkan gangguan pada keseimbangan kehidupan pribadi.
Perbedaan Workaholic dengan Produktivitas
Penting untuk membedakan antara workaholic dengan produktivitas yang sehat. Dalam produktivitas yang sehat, seseorang bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Namun, workaholic memiliki obsesi yang tidak terkendali terhadap pekerjaan, sehingga mereka cenderung mengorbankan waktu istirahat, kesehatan, dan hubungan pribadi demi terus bekerja.
Karakteristik Orang Dengan Workaholic
Ada beberapa karakteristik yang bisa dengan mudah kita kenali dari orang yang mengidap workaholic, diantaranya :
- Pekerjaan menjadi prioritas utama dalam hidup.
- Kecenderungan untuk bekerja tanpa henti, bahkan di luar jam kerja.
- Kesulitan untuk memisahkan diri dari pekerjaan dan mengalami stres saat tidak bisa bekerja.
- Obsesi untuk mencapai target atau standar yang tinggi dalam pekerjaan.
- Kehilangan keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi.
- Rentan terhadap gangguan kesehatan fisik dan mental akibat stres dan kelelahan yang berkepanjangan.
Penyebab Seseorang Jadi Workaholic
Penyebab seseorang menjadi workaholic dapat bervariasi, dan sering kali merupakan hasil dari kombinasi faktor internal dan eksternal. Berikut adalah beberapa penyebab umum yang dapat mendorong seseorang untuk menjadi workaholic:
1. Ambisi Tinggi dan Berlebihan
Ambisi yang tinggi dan tidak terkendali dapat menjadi pendorong utama seseorang untuk menjadi workaholic. Mereka mungkin memiliki tujuan karier yang besar dan merasa perlu untuk bekerja keras secara terus-menerus demi mencapai kesuksesan yang mereka inginkan.
2. Obsesi dengan Pekerjaan
Seseorang mungkin menjadi terlalu terikat dengan pekerjaan mereka dan mengembangkan obsesi untuk mencapai target tertentu atau menjaga standar yang tinggi dalam pekerjaan mereka. Obsesi ini dapat menyebabkan mereka sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan dan cenderung untuk terus bekerja bahkan di luar jam kerja.
3. Tekanan Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang kompetitif dan mendukung budaya workaholism juga dapat mempengaruhi seseorang untuk menjadi workaholic. Tekanan dari atasan atau rekan kerja untuk terus bekerja keras dan mencapai target dapat membuat seseorang merasa perlu untuk bekerja lebih banyak dari yang seharusnya.
4. Kompensasi Finansial atau Penghargaan
Janji bonus atau promosi, atau perasaan dihargai dan diakui oleh atasan atau rekan kerja atas usaha keras mereka juga bisa menjadi faktor pendorong. Seseorang mungkin merasa perlu untuk terus bekerja keras demi mendapatkan penghargaan atau pengakuan tersebut.
5. Kurangnya Keseimbangan Kehidupan dan Kerja
Kurangnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan karier juga dapat menyebabkan seseorang menjadi workaholic. Mereka mungkin tidak memiliki kegiatan atau hobi di luar pekerjaan yang mereka nikmati, sehingga mereka cenderung untuk terus terlibat dalam pekerjaan mereka.
6. Masalah Kesejahteraan Mental atau Emosional
Beberapa orang mungkin menggunakan pekerjaan sebagai pelarian dari masalah pribadi atau emosional yang mereka hadapi. Mereka mungkin merasa lebih nyaman atau bersemangat saat mereka sibuk bekerja, daripada menghadapi masalah yang mereka alami di luar pekerjaan.
7. Kurangnya Kemampuan Manajemen Waktu atau Stres
Kurangnya keterampilan dalam mengelola waktu atau mengatasi stres juga bisa menjadi penyebab seseorang menjadi workaholic. Mereka mungkin merasa terbebani oleh tugas-tugas yang menumpuk atau tidak mampu untuk mengatur waktu mereka dengan efisien, sehingga mereka terus bekerja lebih dari yang seharusnya.
Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Workaholic
Kita bisa mengenali seseorang sedang mengalami workaholic atau tidak melalui beberapa tanda atau ciri-ciri tertentu. Nah berikut adalah beberapa tanda yang menunjukan kecenderungan seseorang terlalu fokus dalam pekerjaan dan mengabaikan kehidupan pribadi mereka :
- Pekerjaan sebagai Prioritas Utama: Mengutamakan pekerjaan di atas segalanya, bahkan melebihi waktu yang seharusnya untuk kegiatan lainnya.
- Kurangnya Hubungan Dekat: Tidak memiliki waktu atau energi untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain karena fokus pada pekerjaan.
- Serius saat Bekerja dan Tidak Suka Diganggu: Menempatkan pekerjaan di atas segalanya dan sulit untuk diganggu saat sedang bekerja.
- Stres Saat Tidak Bekerja: Merasa gelisah atau stres saat tidak bisa bekerja dan mencari-cari hal untuk dikerjakan bahkan di luar jam kerja.
- Menggunakan Pekerjaan sebagai Pelarian: Menggunakan pekerjaan sebagai pelarian dari masalah atau tekanan dalam kehidupan pribadi.
- Sindrom Impostor: Merasa tidak pantas atau tidak layak atas kesuksesan yang mereka raih dalam pekerjaan dan terus bekerja keras untuk membuktikan nilai mereka.
- Keseimbangan Kehidupan yang Buruk: Mengalami ketidakseimbangan antara bekerja dan kehidupan pribadi, menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja dan mengabaikan waktu bersantai atau hobi.
- Rentan terhadap Penyakit karena Bekerja Terlalu Keras: Rentan terhadap masalah kesehatan fisik dan mental akibat stres dan kelelahan yang berkepanjangan.
- Tidak Pernah Puas: Tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah dicapai dan terus berusaha untuk mencapai lebih banyak lagi.
- Tidak Menyadari Kondisi Mereka: Sulit untuk menyadari bahwa mereka mungkin menderita workaholism dan cenderung untuk meremehkan peringatan dari orang lain tentang perilaku mereka.
Dampak Negatif Workaholic
Workaholism, atau kecanduan terhadap pekerjaan, dapat menibulkan banyak dampak negatif khususnya pada kesehatan fisik, kesejahteraan mental, dan hubungan pribadi seseorang. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang sering terjadi akibat gaya hidup workaholic:
1. Resiko Kesehatan Mental
Kecanduan terhadap pekerjaan dapat menyebabkan stres kronis, kecemasan, dan depresi. Terus-menerus merasa tertekan dan overworked dapat merusak kesehatan mental seseorang.
2. Resiko Penyakit Fisik
Workaholic seringkali mengabaikan kesehatan fisik mereka dengan mengorbankan waktu istirahat, olahraga, dan nutrisi yang seimbang. Akibatnya, mereka rentan terhadap penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan pencernaan.
3. Keseimbangan Hidup yang Terganggu
Kecanduan terhadap pekerjaan dapat mengganggu keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional seseorang. Mereka mungkin mengorbankan waktu bersama keluarga, teman, dan hobi untuk bekerja terus-menerus.
4. Merusak Pola Tidur
Workaholic cenderung memiliki pola tidur yang terganggu karena stres dan kegelisahan terkait pekerjaan. Kurangnya istirahat yang cukup dapat menyebabkan kelelahan, ketidakseimbangan hormon, dan penurunan kinerja mental.
4. Dampak Buruk pada Hubungan Pribadi
Kecanduan terhadap pekerjaan dapat menyebabkan konflik dalam hubungan pribadi, baik dengan pasangan, keluarga, atau teman. Kurangnya waktu dan perhatian yang diberikan kepada orang-orang terdekat dapat merusak hubungan tersebut.
6. Sulit Menikmati Hidup di Luar Pekerjaan
Workaholic sering kali kesulitan menikmati aktivitas di luar pekerjaan dan merasa tidak nyaman saat tidak bekerja. Mereka mungkin merasa kosong atau tidak berdaya saat harus menghabiskan waktu luang tanpa pekerjaan.
7. Tidak Puas dan Stres
Meskipun terus bekerja keras, workaholic seringkali tidak pernah merasa puas dengan pencapaian mereka. Perasaan ini dapat menyebabkan stres yang berkelanjutan dan kecemasan tentang kinerja mereka di tempat kerja.
8. Ketidakseimbangan Kesejahteraan
Fokus yang terlalu kuat pada pekerjaan dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam kesejahteraan secara keseluruhan. Mereka mungkin mengorbankan kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari demi mencapai kesuksesan di tempat kerja.
Tips Untuk Mengatasi Workaholic
Dilihat dari dampak yang ditimbulkan, tentu kondisi workaholic ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus. Karena dampaknya begitu besar baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Sehingga harus segera dicari solusinya agar seseorang tidak lagi terlalu terobsesi dengan pekerjaannya.
1. Tetapkan Batasan (Boundaries)
Menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu istirahat sangat penting. Tentukan aktivitas yang masih dapat dikerjakan di luar jam kerja dan hindari membawa pekerjaan ke rumah atau ke waktu bersama keluarga.
2. Komitmen untuk Istirahat
Jadwalkan waktu istirahat yang cukup setiap hari dan komit untuk mematuhinya. Istirahat yang cukup sangat penting untuk mengembalikan energi dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.
3. Prioritaskan Tugas dan Tujuan Realistis
Buat daftar prioritas tugas dan tetapkan tujuan yang realistis untuk diri sendiri. Fokus pada tugas-tugas yang penting dan yang dapat memberikan hasil terbaik dalam waktu yang efisien.
4. Nikmati Aktivitas di Luar Pekerjaan
Sisihkan waktu untuk menikmati aktivitas di luar pekerjaan yang kalian sukai, seperti olahraga, hobi, atau berkumpul dengan teman dan keluarga. Aktivitas di luar pekerjaan membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
5. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental
Perhatikan kesehatan fisik dan mental kalian dengan rajin berolahraga, makan makanan bergizi, dan tidur yang cukup. Luangkan waktu untuk meditasi atau relaksasi untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
6. Terimalah Dukungan
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional jika kalian merasa kesulitan mengatasi workaholic. Berbicara dengan orang-orang terdekat atau mencari bantuan dari terapis atau konselor dapat membantu kalian mengatasi tantangan ini.
7. Ubah Pola Pikir (Mindset)
Ubah pola pikir kalian tentang pekerjaan dan kesuksesan. Ingatlah bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah kunci untuk kebahagiaan dan kesejahteraan jangka panjang.
8. Beri Prioritas pada Kesehatan
Pahami bahwa kesehatan fisik dan mental kalian adalah aset berharga yang perlu dijaga dengan baik. Prioritaskan kesehatan kalian di atas segalanya dan jangan biarkan pekerjaan mengorbankan kesejahteraan kalian.
Kesimpulan
Workaholism adalah kecenderungan yang menyebabkan seseorang terlalu fokus pada pekerjaan, mengorbankan waktu untuk kehidupan pribadi dan kesehatan. Tanda-tanda workaholic meliputi lebih mengutamakan pekerjaan, kurangnya hubungan dekat, dan stres saat tidak bekerja. Dampak negatifnya meliputi resiko kesehatan mental dan fisik, ketidakseimbangan hidup, serta gangguan hubungan pribadi.
Untuk mengatasi workaholic, penting untuk menetapkan batasan, prioritaskan kesehatan dan kebahagiaan, serta nikmati aktivitas di luar pekerjaan. Kesadaran dan komitmen untuk menciptakan keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi merupakan kunci untuk mengatasi kondisi workaholism ini.