M6 World Championship kali ini membawa kejutan besar, terutama bagi para penggemar tim Aurora dari Filipina. Setelah sempat diunggulkan sebagai salah satu calon juara berkat performa solid di MPL PH S14 dan ESL, Aurora justru harus menelan pil pahit dengan gugur lebih cepat dari yang diperkirakan.
Tim yang diharapkan bisa melangkah jauh dan mencapai playoff, malah harus pulang lebih awal setelah kalah telak dari Team Liquid ID (TLID) pada fase bracket 1-2. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tim yang sempat menunjukkan fleksibilitas dan potensi besar ini bisa gagal tampil maksimal di M6? M
Aurora di M6 yang Harus Pulang Lebih Cepat
M6 World Championship jadi ajang yang dipenuhi harapan besar untuk banyak tim, dan salah satunya adalah Aurora. Tim asal Filipina ini sempat menjadi salah satu favorit untuk juara, terutama setelah penampilan mengesankan mereka di MPL PH S14 dan ESL.
Di MPL PH S14, Aurora menunjukkan fleksibilitas luar biasa dengan permainan yang bisa beradaptasi dengan berbagai role, dari roamer, tank, healer, hingga jungler.
Bahkan, mereka mampu memainkan berbagai strategi dengan sangat baik, termasuk mengoptimalkan hero-hero seperti assassin dan tank jungler yang sudah terbukti efektif. Dengan performa tersebut, banyak yang meyakini Aurora bisa melaju jauh di M6, bahkan menjadi juara.
Namun, kenyataannya berkata lain. Aurora yang diunggulkan justru kesulitan sejak awal turnamen, dan kegagalan mereka lolos ke knockout stage menjadi pukulan telak, terutama bagi para fans mereka di Filipina.
Tim yang sebelumnya diprediksi bakal memberikan perlawanan sengit, malah harus pulang lebih cepat dari yang diharapkan. Apa yang sebenarnya terjadi di balik kegagalan ini? Kenapa tim yang sempat terlihat sangat kuat bisa langsung tersingkir di tahap awal turnamen?
Alasan Aurora Diunggulan Jadi Juara
Sebelum M6, Aurora memang sudah membuktikan kualitas mereka di turnamen-turnamen sebelumnya. Di MPL PH S14, mereka tampil sangat solid, memenangkan banyak pertandingan dengan gaya permainan yang cerdas dan beragam.
Ditambah lagi, mereka memiliki komposisi pemain yang sangat kuat, dengan Edward sebagai EXP laner yang sudah berpengalaman dan kerap kali menjadi pembeda dalam pertandingan penting. Banyak pengamat esports yang meyakini bahwa Aurora memiliki potensi besar untuk bersaing dengan tim-tim top dunia lainnya di M6.
Tak hanya itu, kemampuan fleksibilitas Aurora dalam bermain berbagai role juga menjadi nilai tambah besar. Mereka bisa bermain dengan berbagai strategi, baik itu dengan hero-hero fleksibel seperti roamer tank atau dengan memilih jungler assassin yang sangat mematikan.
Hal ini membuat mereka menjadi tim yang sulit ditebak, memberi mereka keunggulan dalam drafting dan eksekusi permainan. Aurora juga sangat kompetitif di berbagai turnamen internasional, jadi sangat wajar jika banyak yang berharap mereka bisa mengulang kesuksesan serupa di M6 World Championship.
Namun, meskipun memiliki semua potensi ini, pada akhirnya Aurora gagal membuktikan ekspektasi tersebut di M6. Mereka harus menerima kenyataan pahit saat tidak berhasil lolos ke playoff.
Apa yang Terjadi dengan Aurora di Knockout Stage?
Kegagalan Aurora lolos ke playoff menjadi sorotan utama banyak pihak, mengingat mereka sempat diunggulkan sebagai calon juara. Salah satu momen paling mengejutkan datang ketika mereka harus bertemu dengan Team Liquid ID (TLID), juara MPL ID S14, di fase bracket 1-2. Di sinilah perjalanan Aurora berakhir, dengan kekalahan telak 2-0 yang sama sekali tidak memberi ruang bagi mereka untuk berkembang.
Saat pertandingan berlangsung, Aurora tampak kesulitan menghadapi permainan agresif yang diperlihatkan TLID. Aurora yang semula diharapkan bisa memberikan perlawanan, justru tampak kebingungan dengan gaya permainan TLID yang sangat intens. Dalam dua game berturut-turut, TLID mampu menekan dan mengalahkan Aurora tanpa memberi mereka kesempatan untuk bangkit. Apa yang terjadi? Apa yang salah dengan strategi Aurora?
Kenapa Strategi Aurora Gagal Melawan TLID?
Salah satu faktor utama yang membuat Aurora kesulitan melawan TLID adalah gaya permainan yang sangat agresif dari tim Indonesia tersebut. TLID mengandalkan serangan cepat dan tegas, sebuah pendekatan yang mampu mengontrol tempo pertandingan sejak awal. Aurora, yang sebelumnya lebih mengandalkan fleksibilitas dalam draft dan gameplay, kesulitan beradaptasi dengan agresivitas tinggi yang diterapkan oleh TLID.
Aurora memang sudah melakukan persiapan yang matang, namun hal tersebut tampaknya belum cukup. Edward, EXP laner Aurora, mengungkapkan dalam wawancaranya bahwa mereka sudah berlatih keras dan mempersiapkan diri dengan serius untuk melawan TLID.
Mereka bahkan menghabiskan 10 jam untuk brainstorming dan mencoba berbagai strategi dalam menghadapi TLID. Sayangnya, meski sudah bekerja keras, Aurora tetap kesulitan mengeksploitasi kelemahan TLID dan akhirnya harus tersingkir dengan kekalahan 2-0 yang cukup telak.
Pengakuan dari Edward
Dalam sebuah wawancara dengan Tiebreaker Times, Edward mengungkapkan bahwa tim Aurora sudah berusaha sebaik mungkin untuk menghadapi TLID. Meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, Edward tetap merasa puas karena mereka sudah memberikan segala yang mereka bisa.
“Kami sudah memberikan segalanya. Kami menghabiskan 10 jam untuk mempersiapkan dan brainstorming tentang bagaimana cara menghadapinya,” katanya.
Menurut Edward, meskipun mereka mengalami kekalahan, dirinya tidak ingin terlalu menekan tim. Dia menyadari bahwa meskipun tim sudah berusaha maksimal, terkadang hasilnya memang tidak sesuai dengan ekspektasi. Namun, hal ini tetap memberikan pelajaran berharga yang bisa dijadikan bahan evaluasi untuk turnamen-turnamen berikutnya.
Tantangan Berat Aurora dengan Format BO1
Salah satu faktor yang juga memengaruhi performa Aurora di M6 adalah format turnamen yang mengharuskan mereka bermain dalam sistem BO1 (Best of One) di beberapa tahap awal. Format ini memang bisa sangat menantang karena setiap pertandingan hanya berlangsung satu kali, tanpa ruang untuk kesalahan.
Aurora yang biasanya lebih terbiasa dengan format BO3 (Best of Three) atau sistem pertandingan yang lebih panjang, ternyata kesulitan beradaptasi dengan tekanan yang datang dari sistem BO1 ini.
Edward mengungkapkan bahwa tim mereka tidak terbiasa dengan tekanan seperti ini. “Pada akhirnya, saya tak tahu, mungkin ini memang harus terjadi,” ujarnya. Kegagalan ini ternyata menjadi cermin bagi Aurora untuk lebih mempersiapkan diri lagi, terutama dalam menghadapi mode BO1 yang bisa memberikan dampak besar pada permainan mereka.
Aurora Akan Fokus ke MPL PH S15
Meskipun gagal di M6, Edward dan tim Aurora berusaha untuk tetap positif. Mereka mengambil pelajaran berharga dari pengalaman tersebut dan kini fokus untuk mempersiapkan diri lebih matang lagi untuk turnamen berikutnya, terutama MPL PH S15. Edward mengatakan bahwa timnya tidak ingin terlalu menekan diri.
“Saya hanya melihat sisi positif sekarang. Dunia tidak akan berakhir esok hari,” ujarnya dengan bijak.
Aurora berencana untuk menganalisis kekalahan ini lebih dalam dan meningkatkan kemampuan mereka, baik dari sisi strategi maupun eksekusi dalam pertandingan. Bagi Aurora, M6 mungkin berakhir dengan kekecewaan, tetapi mereka tetap melihat ke depan dengan optimisme tinggi, siap menghadapi tantangan berikutnya dengan lebih baik.
Kesimpulan
Meskipun kegagalan di M6 World Championship cukup mengecewakan, perjalanan Aurora dalam esports Mobile Legends masih jauh dari selesai. Tim ini tetap memiliki potensi besar dan kini fokus pada persiapan untuk MPL PH S15.
Semoga dengan pengalaman dari M6, Aurora bisa belajar dari kekalahan ini dan kembali bangkit lebih kuat di turnamen mendatang. Seperti yang dikatakan Edward, “Dunia tidak akan berakhir esok hari.” Dengan semangat itu, kita semua menunggu langkah selanjutnya dari Aurora, tim yang masih memiliki banyak hal untuk dibuktikan.