Apakah Anda menyadari bahwa diabetes tidak hanya menjadi ancaman bagi orang tua, tetapi juga mengintai generasi muda? Dengan cepatnya gaya hidup modern yang cenderung kurang aktif dan pola makan yang tidak sehat, kasus diabetes di usia muda juga ikut semakin meningkat. Sehingga kalian juga harus selalu waspada dan berhati-hati.
Namun, perlu diketahui bahwa diabetes bisa diatasi dengan pengenalan dini terhadap gejala dan penanganan yang tepat. Melalui artikel ini, Jakarta Studio ingin mengajak kalian mengetahui ciri-ciri diabetes di usia muda yang sering kali tidak disadari, faktor-faktor penyebabnya, serta tips penanganan yang bisa kalian lakukan.
Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda
Diabetes merupakan kondisi kronis yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang tinggi, baik karena tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin (diabetes tipe 1) maupun karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif (diabetes tipe 2). Gejala diabetes pada usia muda seringkali tidak disadari karena mirip dengan gejala pada diabetes pada umumnya, namun penting untuk diwaspadai karena penanganan yang dini dapat mencegah komplikasi yang serius.
- Peningkatan Frekuensi Buang Air Kecil: Salah satu gejala yang sering muncul adalah peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama pada malam hari. Hal ini disebabkan karena tubuh mencoba untuk mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urin. Penderita mungkin merasa perlu untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.
- Sensasi Haus yang Berlebihan: Karena tubuh kehilangan banyak cairan melalui buang air kecil yang berlebihan, penderita diabetes sering merasakan sensasi haus yang berlebihan. Meskipun minum banyak cairan, rasa haus tersebut sulit untuk dipuaskan.
- Mulut Terasa Kering Terus-menerus: Kekurangan cairan yang diakibatkan oleh buang air kecil yang sering juga dapat menyebabkan mulut terasa kering secara terus-menerus. Hal ini terjadi karena penurunan produksi air liur.
- Kehilangan Berat Badan Drastis: Meskipun mungkin terdengar positif bagi beberapa orang, kehilangan berat badan yang tidak disengaja bisa menjadi tanda diabetes. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan efisien sebagai sumber energi, sehingga tubuh mulai membakar lemak dan protein sebagai gantinya.
- Rasa Lapar yang Sering Muncul: Meskipun telah makan, penderita diabetes seringkali merasa lapar secara berlebihan. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan efisien, sehingga tubuh merasa lapar meskipun sudah mendapatkan asupan makanan.
- Penglihatan Kabur: Tingkat glukosa darah yang tinggi dapat memengaruhi lensa mata, menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau buram.
- Mati Rasa atau Kesemutan pada Tangan atau Kaki: Tingkat glukosa darah yang tinggi dapat merusak saraf, menyebabkan sensasi mati rasa atau kesemutan terutama pada tangan dan kaki.
- Kelelahan yang Berlebihan: Karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan efisien untuk menghasilkan energi, penderita diabetes seringkali merasa lelah atau lesu secara berlebihan.
- Kulit Sangat Kering: Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi dan kulit menjadi kering dan bersisik.
- Luka Sulit Sembuh: Diabetes dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka dengan cepat. Hal ini disebabkan karena tingkat glukosa darah yang tinggi dapat mengganggu proses penyembuhan.
- Rentan Terhadap Infeksi: Kadar glukosa darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi, seperti infeksi kulit, saluran kemih, atau infeksi jamur.
- Deteksi Keton dalam Urine: Ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk menggunakan glukosa sebagai sumber energi, ia mulai membakar lemak dan protein sebagai gantinya. Proses ini menghasilkan zat yang disebut keton, yang dapat terdeteksi dalam urin.
Penyebab Diabetes di Usia Muda
Penyebab diabetes di usia muda cukup kompleks meliputi faktor genetik, gaya hidup, dan faktor lingkungan. Dengan mengetahui penyebabnya, kita bisa melakukan upaya pencegahan dan pengelolaan dengan lebih efektif.
1. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Salah satu faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2 pada usia muda adalah kelebihan berat badan atau obesitas. Lemak berlebih, terutama di sekitar perut, dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, yang pada akhirnya meningkatkan kadar glukosa darah.
2. Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang kurang aktif dan kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi pada risiko pengembangan diabetes pada usia muda. Aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan glukosa lebih efisien, sehingga kurangnya aktivitas dapat menyebabkan ketidakseimbangan glukosa darah.
3. Faktor Genetik
Faktor genetik juga memainkan peran penting dalam pengembangan diabetes di usia muda. Individu dengan riwayat keluarga diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini. Gen tertentu dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur glukosa darah dan produksi insulin.
4. Reaksi Autoimun
Diabetes tipe 1 pada usia muda sering disebabkan oleh reaksi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel-sel yang memproduksi insulin dalam pankreas. Proses ini mengakibatkan penurunan produksi insulin dan meningkatkan kadar glukosa darah.
5. Pola Makan yang Tidak Sehat
Konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana serta rendah serat dapat meningkatkan risiko pengembangan diabetes pada usia muda. Pola makan yang tidak seimbang dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang berulang, membebani sistem pengaturan glukosa tubuh.
Penanganan Diabetes di Usia Muda
Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menangani penyakit diabetes di usia muda, meliputi pengelolaan gula darah, pengendalian berat badan, modifikasi gaya hidup, dan pencegahan komplikasi jangka panjang. Berikut adalah cara penanganan diabetes di usia muda:
1. Penggunaan Obat-obatan
Dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu, seperti metformin, untuk membantu mengendalikan kadar gula darah. Obat-obatan ini bekerja dengan berbagai cara, seperti meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa oleh hati.
2. Suntikan Insulin
Penderita diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang membutuhkan kontrol gula darah yang lebih ketat mungkin memerlukan suntikan insulin. Insulin disuntikkan ke dalam tubuh untuk membantu mengatur kadar gula darah dan memastikan glukosa diserap oleh sel-sel tubuh.
3. Rutin Memeriksa Kadar Gula Darah
Penting untuk memantau kadar gula darah secara teratur dengan alat pemantau gula darah. Sehingga membantu penderita dan tim medis untuk mengetahui seberapa baik pengelolaan diabetes mereka dan mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan dalam pengobatan atau gaya hidup.
4. Perhatikan Gaya Hidup
Sangat penting untuk memperhatikan gaya hidup demi menangani diabetes di usia muda, meliputi:
- Pola Makan Sehat: Mengadopsi pola makan sehat yang kaya serat, rendah gula, rendah lemak jenuh, dan rendah garam dapat membantu mengendalikan kadar gula darah dan menjaga berat badan yang sehat.
- Aktivitas Fisik Teratur: Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu meningkatkan sensitivitas insulin, memperbaiki penggunaan glukosa oleh tubuh, dan mengurangi risiko penyakit jantung dan kegemukan.
- Menjaga Berat Badan yang Sehat: Menjaga berat badan yang sehat atau menurunkan berat badan jika overweight atau obesitas dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah.
- Menghindari Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes, seperti penyakit jantung dan kerusakan pembuluh darah.
- Mengelola Stres: Stres dapat memengaruhi kadar gula darah, oleh karena itu penting untuk mengelolanya dengan baik melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau olahraga.
Kesimpulan
Diabetes di usia muda bukan lagi hal yang langka, sehingga perlu kesadaran penuh akan gejala serta langkah pencegahan untuk menangani kondisi ini. Semoga dengan ciri dan gejala diatas bisa membantu mengenali kondisi diabetes sejak dini. Hindari beberapa faktor penyebab diatas untuk memperkecil risiko terkena diabetes sejak usia muda.