Exynos 2200 adalah chipset canggih dari Samsung Semiconductor yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2022. Meskipun tergolong chipset lama, performanya tetap relevan hingga kini, terutama setelah digunakan kembali dalam varian Samsung Galaxy S23 FE pada tahun 2023. Dengan teknologi fabrikasi 4 nm dan konfigurasi prosesor yang kuat, Exynos 2200 menawarkan kinerja yang kompetitif di pasar smartphone.
Namun, banyak yang penasaran, sebenarnya Exynos 2200 setara dengan chipset apa? Dalam artikel ini, Jakarta Studio akan membandingkan Exynos 2200 dengan beberapa chipset saingan utamanya seperti Snapdragon 8 Gen 1, Dimensity 9000, Apple A15 Bionic, Exynos 2100, dan Kirin 9000s. Dengan begitu, kalian akan mendapatkan gambaran jelas tentang kemampuan Exynos 2200 dan bagaimana posisinya di antara para pesaingnya.
Sekilas Tentang Exynos 2200
Exynos 2200 adalah System on Chip (SoC) yang dikembangkan oleh Samsung Semiconductor yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2022. Chipset ini didesain untuk memberikan performa tinggi dengan efisiensi daya yang optimal, menjadikannya sebagai salah satu pilihan utama untuk smartphone flagship Samsung, seperti Galaxy S22 dan Galaxy S23 FE.
1. Teknologi dan Pabrikasi
Exynos 2200 diproduksi menggunakan proses fabrikasi 4 nanometer (nm), yang merupakan salah satu teknologi manufaktur paling canggih saat ini. Teknologi 4 nm memungkinkan integrasi lebih banyak transistor dalam area yang lebih kecil, meningkatkan efisiensi daya dan performa chipset secara keseluruhan.
2. Konfigurasi Prosesor
Exynos 2200 memiliki konfigurasi delapan inti prosesor yang terdiri dari:
- 1 x Cortex X2 (2.8 GHz): Inti performa tinggi yang dirancang untuk tugas-tugas berat seperti gaming dan multitasking.
- 3 x Cortex A710 (2.5 GHz): Inti performa menengah yang menyediakan keseimbangan antara daya dan efisiensi.
- 4 x Cortex A510 (1.9 GHz): Inti hemat daya yang ideal untuk tugas-tugas ringan dan idle.
- Konfigurasi ini memastikan bahwa Exynos 2200 dapat menangani berbagai jenis beban kerja dengan efisiensi yang optimal.
3. GPU Xclipse 920
Salah satu fitur unggulan dari Exynos 2200 adalah GPU (Graphics Processing Unit) Xclipse 920. GPU ini beroperasi pada frekuensi 1306 MHz dan mendukung teknologi ray tracing berbasis hardware, yang meningkatkan kualitas grafis dalam game dan aplikasi yang mendukung fitur tersebut.
4. Dukungan Memori dan Penyimpanan
Exynos 2200 mendukung jenis penyimpanan UFS 3.1 dan tipe RAM LPDDR5. Kombinasi ini memungkinkan kecepatan baca/tulis data yang sangat cepat dan performa RAM yang tinggi, memastikan pengalaman pengguna yang responsif dan lancar.
5. Skor Benchmark
Untuk memberikan gambaran performa, berikut adalah hasil pengujian benchmark Exynos 2200:
- AnTuTu v10: 910.439 poin
- Geekbench 6: Single core: 1571 poin, Multi-core: 3633 poin
Skor diatas menunjukkan bahwa Exynos 2200 mampu bersaing dengan beberapa chipset kelas atas lainnya, memiliki kinerja yang kencang untuk berbagai macam tugas, mulai dari multitasking hingga gaming.
6. Kesimpulan
Secara keseluruhan, Exynos 2200 adalah chipset yang kuat dan efisien, dirancang untuk memenuhi kebutuhan smartphone modern. Dengan teknologi fabrikasi 4 nm, konfigurasi prosesor yang canggih, dan GPU Xclipse 920, Exynos 2200 memberikan performa yang dapat diandalkan untuk pengguna yang membutuhkan kinerja tinggi dalam berbagai aplikasi dan game.
Chipset Apa yang Setara Exynoss 2200?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Exynos 2200 ini memiliki performa yang cukup kompetitif di kelasnya. Performanya tidak kalah dari para pesaingnya seperti Snapdragon 8 Gen 1, Dimensity 9000, Apple A15 Bionic, Exynos 2100, dan Kirin 9000s. Sehingga menunjukkan bahwa Exynos 2200 ini memang layak menjadi andalan meski termasuk SOC lama.
1. Snapdragon 8 Gen 1 dan 8+ Gen 1
Snapdragon 8 Gen 1 adalah chipset yang dirilis oleh Qualcomm pada akhir tahun 2021 sebagai penerus Snapdragon 888. Chipset ini pertama kali digunakan pada Motorola Edge X30 dan dibangun dengan teknologi fabrikasi 4 nm oleh Samsung.
Snapdragon 8 Gen 1 memiliki konfigurasi prosesor delapan inti, termasuk satu inti Cortex X2 berkecepatan 3.0 GHz, tiga inti Cortex A710 berkecepatan 2.5 GHz, dan empat inti Cortex A510 berkecepatan 1.8 GHz. GPU Adreno 730 pada chipset ini beroperasi pada frekuensi 818 MHz.
Namun, Snapdragon 8 Gen 1 memiliki masalah termal yang menyebabkan overheating saat digunakan untuk tugas berat dalam waktu lama. Untuk mengatasi masalah ini, Qualcomm merilis varian Snapdragon 8+ Gen 1 yang menggunakan fabrikasi 4 nm dari TSMC.
Varian Plus ini meningkatkan clock speed Cortex X2 menjadi 3.2 GHz dan GPU Adreno 730 menjadi 900 MHz. Snapdragon 8 Gen 1 mencetak skor AnTuTu v10 sebesar 1.104.104 poin dan Geekbench 6 dengan skor single-core 1655 poin serta multi-core 3980 poin.
Sedangkan Snapdragon 8+ Gen 1 mencetak skor AnTuTu v10 sebesar 1.269.447 poin dan Geekbench 6 dengan skor single-core 1765 poin serta multi-core 4582 poin. Dibandingkan dengan Exynos 2200, kedua varian Snapdragon ini menunjukkan performa yang lebih tinggi.
2. Dimensity 9000 dan 9000+
Dimensity 9000 adalah chipset flagship dari MediaTek yang dirilis pada tahun 2021 dan dibangun dengan teknologi fabrikasi 4 nm oleh TSMC. Chipset ini pertama kali digunakan pada OPPO Find X5 dan menawarkan performa tinggi dengan efisiensi daya yang baik.
Dimensity 9000 memiliki konfigurasi prosesor delapan inti, termasuk satu inti Cortex X2 berkecepatan 3.05 GHz, tiga inti Cortex A710 berkecepatan 2.85 GHz, dan empat inti Cortex A510 berkecepatan 1.8 GHz. GPU Mali G710 MC10 pada chipset ini dilengkapi dengan teknologi MediaTek HyperEngine 5.0 untuk mengoptimalkan performa gaming.
Dimensity 9000 mencetak skor AnTuTu v10 sebesar 1.076.825 poin dan Geekbench 6 dengan skor single-core 1582 poin serta multi-core 4167 poin. MediaTek juga merilis varian Dimensity 9000+ yang meningkatkan clock speed Cortex X2 menjadi 3.2 GHz dan GPU Mali G710 MC10 menjadi 933 MHz.
Dimensity 9000+ mencetak skor AnTuTu v10 sebesar 1.177.307 poin dan Geekbench 6 dengan skor single-core 1645 poin serta multi-core 4457 poin. Dibandingkan dengan Exynos 2200, kedua varian Dimensity ini menunjukkan performa yang lebih baik, terutama dalam tugas-tugas berat.
3. Apple A15 Bionic
Apple A15 Bionic adalah chipset yang pertama kali digunakan pada seri iPhone 13 yang dirilis pada tahun 2021. Chipset ini dibangun dengan teknologi fabrikasi 5 nm dan mengandung 15 miliar transistor. Apple A15 Bionic memiliki konfigurasi prosesor hexa-core, yang terdiri dari dua inti performa tinggi Avalanche berkecepatan 3.24 GHz dan empat inti hemat daya Blizzard berkecepatan 2.01 GHz.
GPU yang digunakan tergantung pada perangkat, dengan varian lima inti untuk iPhone 13 Pro dan Max serta iPad Mini 6, dan varian empat inti untuk iPhone 13 dan Mini. A15 Bionic mencetak skor AnTuTu v10 sebesar 1.276.195 poin, meskipun skor ini tidak dapat dibandingkan langsung dengan Exynos 2200 karena perbedaan platform.
Skor Geekbench 6 menunjukkan bahwa A15 Bionic memiliki performa yang sangat tinggi, dengan skor single-core 2328 poin dan multi-core 5709 poin, menjadikannya lebih unggul dibandingkan Exynos 2200 dalam berbagai aspek performa.
4. Exynos 2100
Exynos 2100 adalah pendahulu langsung dari Exynos 2200, digunakan pada seri Samsung Galaxy S21 yang dirilis pada tahun 2021. Chipset ini dibangun dengan teknologi fabrikasi 5 nm oleh Samsung dan menawarkan peningkatan performa yang signifikan dibandingkan generasi sebelumnya.
Exynos 2100 memiliki konfigurasi prosesor delapan inti, termasuk satu inti Cortex X1 berkecepatan 2.91 GHz, tiga inti Cortex A78 berkecepatan 2.81 GHz, dan empat inti Cortex A55 berkecepatan 2.2 GHz. GPU Mali G78 pada chipset ini beroperasi pada frekuensi 854 MHz.
Exynos 2100 mencetak skor AnTuTu v10 sebesar 622.961 poin dan Geekbench 6 dengan skor single-core 1461 poin serta multi-core 3314 poin. Dibandingkan dengan Exynos 2200, chipset ini menunjukkan performa yang lebih rendah, dengan peningkatan signifikan dalam efisiensi daya dan kinerja pada Exynos 2200.
5. Kirin 9000s
Kirin 9000s adalah chipset dari Huawei yang pertama kali digunakan pada Huawei Mate 60. Chipset ini dibangun dengan teknologi fabrikasi 7 nm oleh SMIC dan merupakan chipset pertama dari Huawei yang mendukung 5G setelah beberapa tahun hanya menggunakan jaringan 4G.
Kirin 9000s memiliki konfigurasi prosesor delapan inti, termasuk satu inti Cortex X1 berkecepatan 2.62 GHz, tiga inti Cortex A710 berkecepatan 2.15 GHz, dan empat inti Cortex A510 berkecepatan 1.53 GHz. GPU Maleoon 910 pada chipset ini beroperasi pada frekuensi 750 MHz.
Kirin 9000s mencetak skor AnTuTu v10 sebesar 898.955 poin dan Geekbench 6 dengan skor single-core 1216 poin serta multi-core 3588 poin. Dibandingkan dengan Exynos 2200, Kirin 9000s menunjukkan performa yang sedikit lebih rendah, meskipun masih menawarkan kinerja yang kompetitif dalam berbagai aspek.
Kesimpulan
Exynos 2200 adalah chipset yang kencang dan efisien, dirancang untuk memenuhi kebutuhan smartphone modern jaman sekarang. Meskipun memiliki skor benchmark yang lebih rendah dibandingkan beberapa pesaing seperti Snapdragon 8 Gen 1 dan Dimensity 9000, Exynos 2200 tetap menawarkan performa yang kompetitif dan layak dipertimbangkan dalam berbagai aplikasi dan tugas berat lainnya.
Dengan teknologi fabrikasi 4 nm, konfigurasi prosesor yang canggih, dan GPU Xclipse 920, Exynos 2200 memberikan kinerja yang dapat diandalkan untuk pengguna yang membutuhkan performa tinggi. Bagaimana menurut kalian, sekarang sudah tahukan perbandingan performa yang dimiliki Exynos 2200 dengan para pesaing utamanya?