Selama bertahun-tahun, MIUI telah menjadi User Interface andalan dari produk Xiaomi, POCO dan lainnya. Namun selama itu juga, banyak orang yang mengeluhkan MIUI sebagai salah satu user interface terburuk karena kekurangan di sana sini. Dan belum lama ini, dengan diperkenalkannya HyperOS sebagai pengganti, maka banyak orang yang mulai meninggalkan MIUI.
Smartphone terbaru dari Xiaomi dan juga POCO pun juga sudah banyak yang tidak menggunakan MIUI dan beralih ke HyperOS. Nah kira-kira apa sih penyebab dari MIUI ini tidak disukai dan mulai ditinggalkan setelah bertahun-tahun menjadi andalan Xiaomi? Mari kita bahas secara lengkap dalam artikel berikut ini.
Penyebab MIUI Dibenci Banyak Orang
Setiap UI pastinya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun MIUI merupakan salah satu UI yang banyak dikeluhkan oleh para penggunanya. Hal tersebut tentu bukan tanpa alasan, banyak yang menganggap MIUI itu terlalu berat, banyak iklan, aplikasi tak penting dan masih banyak yang lainnya.
1. Banyaknya Bloatware dan Iklan
Bloatware adalah aplikasi pra-instal yang sering kali tidak diinginkan dan tidak dapat dihapus oleh pengguna. Di MIUI, pengguna sering menemukan berbagai aplikasi yang tidak mereka butuhkan atau gunakan. Bloatware ini memakan ruang penyimpanan dan sumber daya sistem, yang bisa digunakan untuk aplikasi lain yang lebih penting. Aplikasi seperti Mi Browser, Mi Video, dan berbagai game sering kali sudah ada sejak ponsel pertama kali dinyalakan.
Keberadaan bloatware bisa mengurangi kinerja ponsel. Karena aplikasi tersebut akan berjalan di latar belakang serta memakan RAM dan baterai. Pengguna yang memiliki perangkat dengan spesifikasi rendah mungkin merasakan penurunan kinerja yang signifikan. Selain itu, bloatware juga memakan ruang penyimpanan yang bisa digunakan untuk foto, video, dan aplikasi lain yang lebih berguna.
Selain dari bloatware, keluhan lainnya pada MIUI adalah iklan yang muncul di berbagai aplikasi bawaan MIUI. Iklan ini bisa muncul di Mi Browser, Mi File Manager, Mi Music, dan bahkan di Settings. Keberadaan iklan ini sangat mengganggu, terutama karena pengguna sudah membayar untuk perangkat mereka dan tidak mengharapkan iklan seperti pada model freemium.
Untuk mengatasi bloatware, pengguna bisa mencoba menonaktifkan atau menghapus aplikasi yang tidak diinginkan melalui Settings. Beberapa pengguna juga memilih untuk melakukan root pada perangkat mereka untuk menghapus bloatware secara permanen. Untuk iklan, Xiaomi sebenarnya menyediakan opsi untuk mematikan iklan melalui Settings, meskipun prosesnya bisa agak rumit dan tidak selalu efektif sepenuhnya.
2. Berat dan Mengkonsumsi Banyak Sumber Daya
MIUI dikenal sebagai salah satu ROM yang cukup berat. Banyak pengguna melaporkan bahwa MIUI menggunakan banyak RAM dan baterai, yang mengurangi efisiensi perangkat. Hal ini terutama terasa pada perangkat dengan spesifikasi rendah, di mana MIUI bisa membuat ponsel terasa lambat dan tidak responsif.
Pengguna dengan perangkat low-end sering kali merasakan dampak terbesar dari beratnya MIUI. Smartphone mereka menjadi lebih lambat, baterai cepat habis, dan kinerja keseluruhan menurun. Sehingga membuat pengalaman pengguna menjadi kurang memuaskan, terutama bagi mereka yang membutuhkan ponsel yang responsif dan hemat baterai.
Untuk mengoptimalkan kinerja MIUI, pengguna bisa mencoba beberapa langkah. Salah satunya adalah menonaktifkan animasi dan efek visual yang tidak perlu melalui Developer Options. Selain itu, pengguna bisa menghapus atau menonaktifkan aplikasi yang tidak digunakan untuk membebaskan RAM dan sumber daya sistem.
3. Bugs dan Masalah Stabilitas
MIUI sering kali menghadapi berbagai bug yang mengganggu pengalaman pengguna. Beberapa masalah umum termasuk lag pada antarmuka, aplikasi yang tiba-tiba berhenti, dan masalah dengan notifikasi yang tidak muncul tepat waktu. Bug ini bisa sangat mengganggu, terutama jika mereka mempengaruhi fungsi dasar ponsel.
Bugs dan masalah stabilitas bisa membuat pengguna merasa frustrasi. Ketika ponsel mereka tidak berfungsi sebagaimana mestinya, itu bisa mengganggu produktivitas dan kenyamanan dalam penggunaan sehari-hari. Masalah seperti ini juga bisa menurunkan kepercayaan pengguna terhadap merek Xiaomi.
Meskipun Xiaomi secara rutin merilis pembaruan untuk MIUI, pembaruan ini tidak selalu memperbaiki semua masalah. Terkadang, pembaruan baru justru membawa bug baru yang mengganggu. Konsistensi dan kualitas pembaruan MIUI sering kali menjadi sorotan kritik dari pengguna yang menginginkan sistem yang stabil dan andal.
4. Tampilan Antarmuka yang Kurang Disukai
Banyak pengguna merasa bahwa tampilan antarmuka MIUI terlalu ramai dan tidak intuitif dibandingkan dengan antarmuka lain seperti Android stok atau One UI dari Samsung. Meskipun MIUI menawarkan banyak fitur kustomisasi, beberapa pengguna lebih menyukai antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan.
MIUI memungkinkan pengguna untuk melakukan banyak kustomisasi, mulai dari tema hingga pengaturan ikon dan tampilan layar. Namun, banyaknya opsi kustomisasi ini bisa membuat pengguna bingung dan merasa terbebani. Tidak semua orang ingin menghabiskan waktu untuk mengatur ponsel mereka sedemikian rupa.
Untuk pengguna yang tidak menyukai MIUI, ada beberapa alternatif yang bisa dicoba. Menggunakan launcher pihak ketiga seperti Nova Launcher bisa memberikan pengalaman yang lebih dekat dengan Android stok. Selain itu, pengguna yang lebih berpengalaman bisa mempertimbangkan untuk menginstal custom ROM yang lebih ringan dan bebas bloatware.
5. Masalah dengan Akun Mi
Akun Mi digunakan untuk berbagai layanan Xiaomi, termasuk Mi Cloud, Mi Store, dan fitur sinkronisasi lainnya. Meskipun berguna, ada kekhawatiran mengenai keamanan dan privasi data pengguna. Jika akun ini terkunci atau terjadi masalah sinkronisasi, pengguna bisa kehilangan akses ke data penting mereka.
Beberapa pengguna melaporkan kesulitan dalam mengakses Akun Mi mereka, terutama jika mereka lupa kata sandi atau terjadi masalah dengan verifikasi dua langkah. Proses pemulihan akun bisa menjadi rumit dan memakan waktu, yang mengganggu pengalaman pengguna.
Untuk mengatasi masalah ini, pengguna disarankan untuk selalu mencatat informasi login mereka dan menggunakan opsi pemulihan akun yang disediakan oleh Xiaomi. Menonaktifkan fitur yang tidak perlu dan menggunakan metode otentikasi yang lebih sederhana juga bisa membantu mengurangi risiko masalah akses akun.
Kesimpulan
Banyak pengguna Xiaomi yang merasa tidak puas dengan MIUI karena berbagai alasan, mulai dari bloatware dan iklan, hingga masalah kinerja dan stabilitas. Meskipun MIUI menawarkan banyak fitur dan kustomisasi, masalah-masalah tersebut membuat beberapa pengguna lebih memilih alternatif lain.
Apalagi dengan hadirnya HyperOS yang sekarang sudah menjadi pengganti dari MIUI di beberapa smartphone terbaru, membuatnya semakin banyak ditinggalkan. Nah bagaimana menurut kalian, bagi yang sudah pernah menggunakan MIUI apakah juga punya keluhan yang sama? Semoga ke depannya masalah-masalah tersebut bisa diperbaiki agar pengalaman pengguna jadi lebih baik.